Likuid merupakan salah satu istilah yang biasanya berkaitan dengan bidang keuangan. Mungkin tidak banyak yang mengetahui tentang definisi Likuid meskipun mungkin kita pernah memakainya. Kalau bicara mengenai finansial, istilah ini memiliki beberapa arti. Kali ini kita akan membahas Likuid yang masih memiliki keterkaitan dengan keuangan. Pembahasan mengenai Likuid biasanya juga berkaitan dengan istilah lain, yaitu Kas, Investasi dan Dana.
1. Posisi aktiva yang memiliki cukup kas atau harta yang mudah dicairkan menjadi kas untuk memenuhi keperluan pengeluaran; 2. posisi aktiva yang dengan cepat dapat diubah menjadi kas tanpa kerugian yang berarti (liquid).
/li·ku·id/ a cair; dalam bentuk cair
Simak penjelasan tentang Likuid lebih lanjut berikut ini agar kamu lebih paham mengenai apa yang dimaksud Likuid.
Secara singkat, likuid bisa diartikan sebagai aset yang bisa diubah menjadi uang tunai tanpa mengurangi nilainya secara drastis. Misalnya saja uang tunai, dianggap sebagai aset cair karena mudah diakses dan tidak akan mengalami penurunan nilai saat digunakan. Aset ini, memiliki peran yang penting untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek (kurang dari 1 tahun).
Aset ini sangat berguna apabila terjadi kebutuhan darurat (PHK, sakit, atau kecelakaan), karena bisa digunakan secara langsung.
Investasi dianggap aset likuid karena dapat segera dilikuidasi. Misalnya, saham, obligasi, dana pasar uang dan reksadana dianggap aset likuid. Aset jenis ini dapat dikonversi menjadi uang tunai dalam waktu singkat jika terjadi keadaan darurat keuangan. Umumnya, investasi keuangan dianggap aset cair karena bisa dengan mudah dijual, meskipun juga tergantung pada jenis investasinya. Contoh aset likuid yang bisa dimiliki individu antara lain:
Aset non-likuid adalah aset yang sulit untuk dicairkan (dilikuidasi) dengan cepat. Misalnya saja investasi properti (seperti rumah, tanah, ruko, apartemen, dll), karena bisa menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk menerima uang dari penjualan tersebut apalagi jika harga / nilainya cukup tinggi, pasti membutuhkan pembeli yang benar-benar mampu membelinya. Tidak seperti aset likuid, aset non-likuid apabila dicairkan menjadi uang tunai bisa saja mengalami perubahan nilai yang cukup signifikan dibandingkan nilai aslinya.
Aset Likuid dalam keuangan individu harusnya tidak boleh terlalu sedikit dan tidak boleh terlalu banyak. Batasan ideal ini lah yang harus selalu dijaga.